Selamat Datang di Blog SD Integral Al-Furqan Hidayatullah Mamuju Sulawesi Barat

Cari Blog Ini

Minggu, 15 Mei 2011

Rumah Membentuk Karakter Anak

integral.sch.id-“Fulan, tidak boleh nakal ya? Nanti ibu jewer kupingmu sampai putus lo?,” ancam seorang ibu. Dalam waktu singkat muka sang anak menjadi merah ketakutan mendengar ancaman ibu. Terbesit dalam hati sang anak, nanti kalau jadi orangtua kalau anak nakal harus dijewer.

Dalam cerita singkat di atas seorang ibu tanpa sadar menanamkan karakter kepada anak bahwa sebuah kesalahan harus mendapat punishment yang berat. Contoh kasus di atas mengisyaratkan perlu adanya kehati-hatian orang tua dalam melakukan sesuatu. Bagaimanapun falsafah Jawa berlaku, orang tua itu seperti guru, yang “di gugu lan di tiru”.

Salah satu guru kelas I SD Integral Luqman Al Hakim, ustadzah Dra. Rahma Anasia menjelaskan berkaitan dengan karakter anak bahwa pembentukan karakter anak yang paling besar dipengaruhi oleh peran orangtua (home environment) dan sekolah.

Pasalnya waktu bagi seorang anak yang rata-rata bersekolah di lingkungan sekolah yang menerapkan program full day school habis hanya di dua lingkungan. Lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga (rumah).

Maka, lanjut wanita yang anti dengan makanan instan itu harus ada sinkronisasi antara orang tua dan guru di sekolah. Jangan sampai sekolah hanya dijadikan sarana menitipkan anak. “Perlu ada komunikasi yang intensif antara guru dan orangtua, agar perkembangan anak bisa terpantau,” ungkapnya.

Orang tua harus pandai-pandai membedakan antara sesuatu yang wajib dan mubah dalam kehidupan keluarga. Orang tua itu salah satu fungsinya mendidik, mengasuh, dan mengarahkan anak menuju masa depan yang baik. “Tentunya juga diimbangi pemahaman agama yang kuat,” katanya.

Ia menambahkan lagi, sudah waktunya orang tua membatasi anak melihat TV. “TV itu media pembentuk karakter anak yang cepat tapi juga merusak,” jelasnya sambil geram.

Senada dengan yang dijelaskan ustadzah Rahma, demikian muridnya akrab memanggil, ustadzah Shita, S. Psi (namanya lum lengkap) juga memberikan penjelasan tentang bagaimana membentuk karakter anak.

Menurutnya, karakter anak terbentuk pada tiga lingkungan. Rumah, sekolah, dan pergaulan. Dari ketiganya itu factor yang cukup siginifikan mempengaruhi yakni factor rumah atau keluarga. Sebab, lanjutnya, porsi waktu anak lebih banyak bersama orang tua yaitu di rumah. “Apalagi antara anak dan orang tua memiliki hubungan batin yang kental, jadi bagaimanapun orang tua tetap jadi figure bagi anak,” terangnya.

Guru bimbingan konseling di SD Integral itu juga memberikan arahan bagaimana seharusnya oran tua di rumah bersama anak di samping kesibukannya yang menyita. Orang tua perlu memperhatikan anak, mulai apa yang terjadi dan dipelajari di sekolah. Sharring kepada anak perlu untuk evaluasi perkembangan apapun di dalam diri anak.

Orang tua harus menyempatkan waktu bersama anak. Menemani belajar, sholat, dan bermain. Berkomunikasi dengan anak, walau sekedar “say hello” dari tempat kerja. “Dengan begitu anak tidak akan merasa sendiri terlebi anak juga merasa di perhatikan,” paparnya. (perluasan dari wawancara guru SD dan biro konsulting anak SD Integral Luqman Al Hakim )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar